Keistimewaan Kitab Kuning – Kampung Inggri Pare Kediri

Kampung Inggris Pare Kediri – Kitab kuning bukan merupakan hal yang asing untuk para santri dan para kyai. Keberadaan Adanya Kitab Kuning adalah hal yang membedakan kurikulum pendidikan umum dan pesantren. Lalu, apa istimewanya kitab kuning?

Kitab kuning merupakan sebutan untuk kitab-kitab yang berhuruf Arab yang biasa dipakai di di pondok pesantren. Disebut “Kitab Kuning” karena kertas yang digunakan berwarna kuning. Warna kuning pada kerta mungkin juga karena sudah usang.

Kitab Kuning juga disebut “kitab gundul”. Hal tersebut karena huruf-huruf yang ada di dalamn Kitab Kuning kebanyakan tidak memakai harakat atau tanda baca, yang biasa disebut gundul. Untuk bisa membaca sebuah Kitab Kuning dibutuhkan kehalian khusus dengan kematangan ilmu nahwu, shorof, dan balaghah.

Pada artikel kali ini Kampung Inggris Pare Kediri akan mengulas tentang keistemawaan Kitab yang identik dengan pondok pesantren ini. Simak ulasannya pada artikel di bawah ini.

Ruh Pesantren

Keberadaan kitab kuning, khususnya untuk para kyai atau pondok pesantren berperan sebagai ruh dalam pesantren, terutama untuk pondok pesantren yang berbasis salaf. Keberadaan Kitab Kuning dijadikan sebagai rujukan dalam membahas dan menyelesaikan suatu permasalahan.

Di dalam pondok pesantren, semua fun ilmu rujukan utamanya adalah kitab kuning. Kitab kuning dibahas secara rinci dan dikupas secara menyeluruh oleh para santri. Baik dikaji dari segi ilmu fikih maupun yang lainnya. Semuanya dikembalikan kepada kitab kuning ini. Dapat dikatakan bahwa  kitab kuning merupakan “ruh dari pendidikan pesantren”.

Kitab kuning adalah kitab warisan dari para ulama terdahulu. Kitab Kuning dikarang oleh Imam Madzahib atau yang lebih dikenal dengan sebutan Imam Madzhab, Imam Mujtahid yaitu imam yang melakukan ijtihad untuk mendapatkan  kebenaran untuk suatu hukum, juga imam yang lainnya. Tidak mudah untuk seseorang membaca Kitab Kuning. Untuk bisa membaca atau memahami kitab kuning seorang santri harus memahami dan menguasai terlebih dahulu alat penunjangnya.

Penunjang untuk Kitab Kuning adalah mengerti dan memahami ilmu Nahwu dan juga Shorof. Nahwu merupakan ilmu tentang perubahan harokat dan huruf akhir kalimat. Contoh kitab Nahwu adalah Kitab Ajurumiyyah dan Imrithi Alfiyyah.

Untuk belajar Kitab Kuning kini tidak harus di pondok pesantren. Lembaga Kursus Bahasa Arab Al-Azhar Pare adalah lembaga kursus Kitab Kuning dengan metode Tamyiz. Metode Tamyiz merupakan metode mudah menterjemah Al-Qur’an dan pintar membaca Kitab Kuning yang diformulasikan untuk pemula.